cover
Contact Name
Bina Rohita Sari
Contact Email
binarohitasari@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
fitofarmaka@unpak.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Published by Universitas Pakuan
ISSN : 20879164     EISSN : 2622755X     DOI : https://doi.org/10.33751/jf
Core Subject : Health, Science,
FITOFARMAKA mempublikasikan artikel yang berkaitan dengan farmasi, Kimia Farmasi, dan bidang Fitokimia serta akan dipublikasikan secara online. Publikasi secara elektronik akan menambah kekayaan informasi dan pengetahuan ilmiah terutama dari penelitian. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun, didokumentasikan dengan baik dalam bentuk elektronik dan cetak.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA" : 8 Documents clear
AKTIVITAS EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP PROLIFERASI DAN DIFERENSIASI SEL OTAK BESAR ANAK TIKUS BERUMUR TIGA HARI SECARA IN VITRO Rahminiwati, Min; Juwita, Ita; Murtisari, Ani; Darusman, latifah K
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.734 KB)

Abstract

Kurkumin yang terdapat dalam rimpang temulawak, selain dapat menginduksi terjadinya proliferasi sel progenitor pada otak tikus dewasa juga dapat menghambat kerja enzim tirosinkinaseyang berperan penting dalam mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Meskipun demikianrespon sel saraf terhadap ekstrak temulawak pada masa pertumbuhan perlu kajian lebih lanjut. Efekekstrak temulawak terhadap proliferasi dan diferensiasi sel otak besar atau serebrum pada masapertumbuhan anak diteliti pada sel otak anak tikus Spague Dawley berumur tiga hari yangditumbuhkan dalam media DMEM (Dulbecco’s Modified Eagle’s Medium). Perlakuan dikelompokkan dalam kelompok kontrol positif (mDMEM+30 µg/mL asiaticoside (AC), kontrolnegatif (mDMEM), kelompok yang memperoleh ekstrak temulawak (CZ) 100 ppm (mDMEM+100ppm CZ), CZ 200 ppm (mDMEM+200 ppm CZ), dan CZ 400 ppm (mDMEM+400 ppm CZ). Kultur diinkubasi pada suhu 37 o C dalam inkubator CO 5 % selama 6 hari. Parameter yang diamatiadalah population doubling time, komposisi sel saraf dan sel glia, panjang akson dan dendrite yangdiukur masing masing menggunakan hemositometer, pewarnaan Hematoxyilin Eosin (HE) danmikrometer. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak temulawak pada konsentrasi 100 ppmmemperlambat prolfperasi, pada konsentrasi 400 ppm meningkatkan diferensiasi sel yangditunjukkan dengan meningkatnya ratio sel glia terhadap sel saraf dan mempengaruhi panjangakson dan dendrite.Kata kunci : Curcuma xanthorrhiza Roxb., neuron, sel glia, dendrite 
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness.) DENGAN METODE LINOLEAT – TIOSIANAT Wardatun, Sri
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.87 KB)

Abstract

Antioksidan adalah senyawa yang dapat menghambat reaksi radikal bebas dalamtubuh. Salah satu tumbuhan obat tradisional Indonesia yang memiliki aktivitas sebagaiantioksidan adalah sambiloto (Andrographis paniculata Ness.). Pengujian antioksidan dariekstrak etanol akar, kulit batang dan daun sambiloto dilakukan mengunakan metodeLinoleat-Tiosianat dengan vitamin E sebagai kontrol positif . Warna yang terbentuk diukur secara spektrofotometri pada  479 nm. Tiga ekstrak dengan daya antioksidan terbesar terdapat pada ekstrak akar dengan konsentrasi 0,25% sebesar 79,37%, ekstrak kulit batang dengan konsentrasi 0,5% memiliki daya antioksidan 75,93%, dan ekstrak daun memilikidaya antioksidan sebesar 76,63%, sedangkan vitamin E memiliki daya antioksidan 75,37%.
TOKSISITAS BEBERAPA EKSTRAK RIMPANG CABANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) PADA LARVA UDANG (Artemia salina Leach) Prasetyorini, Prasetyorini; Wiendarlina, Ike Yulia; Bela Peron, Anisa
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.601 KB)

Abstract

Pengujian toksisitas beberapa ekstrak rimpang temulawak hasil ekstraksi denganmetode yang berbeda telah dilakukan terhadap larva udang Artemia salina denganmenggunakan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi, sokletasi dan refluks. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah etanol 96%. Toksisitas diukur dengan menghitung jumlah larva udang yang mati, kemudian nilai LC untuk setiap ekstrak ditentukan dengan menggunakan Probit Analisis Method. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LC ekstrak yang diperoleh dengan metode maserasi, soxhlet dan refluks berturut-turut adalah 14.87 ppm, 19.13 ppm dan 35.92 ppm. Ekstrak rimpang temulawak dengan metode maserasi merupakan ekstrak teraktif. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa dalam ekstrak hasil maserasi tersebut dapat diidentifikasi adanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, steroid, kuinon dan triterpenoid. Kata kunci : Curcuma xanthorrhiza Roxb., toksisitas, Artemia salina Leach
IDENTIFIKASI MUTASI PADA DAERAH DNA POLIMERASE DAN HBsAg VIRUS HEPATITIS B K Hindarto, Cysilia; Rostinawati, Tina; S Retnoningrum, Debbie
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.058 KB)

Abstract

Infeksi virus hepatitis B (HBV) menyebabkan hepatitis akut dan kronis, dengan angka kematian 1,2 juta per tahun di seluruh dunia. Antivirus analog nukleosida dan vaksin HBV dapat menekan perkembangan infeksi HBV namun penggunaan untuk terapi jangka panjang dilaporkan menginduksi terjadinya mutasi. Mutasi yang menyebabkan timbul mutan resisten-antivirus dan mutan lolos-vaksin menjadi kendala utama dalam pengobatan dan pencegahan infeksi HBV. Telah dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi mutasi pada gen pengkode reverse transcriptase (RT) DNA polimerase dan HBsAg virus hepatitis B. Penelitian menggunakan 24 sampel cetakan HBV yang berasal dari penderita hepatitis B dari Medan (3), Jakarta (10), Bandung (9), Yogyakarta (1), dan Surabaya (1). Metode yang dilakukan adalah amplifikasi fragmen gen pengkode DNA polimerase dan HBsAg,konfirmasi produk PCR dengan elektroforesis gel agarosa, pemurnian produk PCR dengan GFX column kit, penentuan urutan nukleotida, dan analisis hasil penentuan urutan nukleotida. Hasil penelitian menunjukkan sampel 12273 dari Jakarta mengalami mutasi di daerah gen pengkode RT DNA polimerase. Mutasi tersebut menyebabkan substitusi asam amino M475L, V519L, L526M, dan M550V. Sampel 12273 juga mengalami mutasi pada gen pengkode HBsAg yang menyebabkan substitusi asam amino M120L, V164L, L171M, dan M195V. Mutasi tersebut terjadi di daerah yang tumpang tindih dengan gen pengkode DNA polimerase, dan di luar determinan a. Mutan diklasifikasikan sebagai mutan resistenantivirus dengan substitusi asam amino ganda L526M dan M550V, dan tidak ditemukan mutasi pada daerah DNA pengkode determinan a.Kata kunci : HBV, RT DNA polimerase, HBsAg, Mutasi
AKTIVITAS EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP PROLIFERASI DAN DIFERENSIASI SEL OTAK BESAR ANAK TIKUS BERUMUR TIGA HARI SECARA IN VITRO Min Rahminiwati; Ita Juwita; Ani Murtisari; latifah K Darusman
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.734 KB) | DOI: 10.33751/jf.v1i2.158

Abstract

Kurkumin yang terdapat dalam rimpang temulawak, selain dapat menginduksi terjadinya proliferasi sel progenitor pada otak tikus dewasa juga dapat menghambat kerja enzim tirosinkinaseyang berperan penting dalam mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Meskipun demikianrespon sel saraf terhadap ekstrak temulawak pada masa pertumbuhan perlu kajian lebih lanjut. Efekekstrak temulawak terhadap proliferasi dan diferensiasi sel otak besar atau serebrum pada masapertumbuhan anak diteliti pada sel otak anak tikus Spague Dawley berumur tiga hari yangditumbuhkan dalam media DMEM (Dulbeccos Modified Eagles Medium). Perlakuan dikelompokkan dalam kelompok kontrol positif (mDMEM+30 g/mL asiaticoside (AC), kontrolnegatif (mDMEM), kelompok yang memperoleh ekstrak temulawak (CZ) 100 ppm (mDMEM+100ppm CZ), CZ 200 ppm (mDMEM+200 ppm CZ), dan CZ 400 ppm (mDMEM+400 ppm CZ). Kultur diinkubasi pada suhu 37 o C dalam inkubator CO 5 % selama 6 hari. Parameter yang diamatiadalah population doubling time, komposisi sel saraf dan sel glia, panjang akson dan dendrite yangdiukur masing masing menggunakan hemositometer, pewarnaan Hematoxyilin Eosin (HE) danmikrometer. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak temulawak pada konsentrasi 100 ppmmemperlambat prolfperasi, pada konsentrasi 400 ppm meningkatkan diferensiasi sel yangditunjukkan dengan meningkatnya ratio sel glia terhadap sel saraf dan mempengaruhi panjangakson dan dendrite.Kata kunci : Curcuma xanthorrhiza Roxb., neuron, sel glia, dendrite
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness.) DENGAN METODE LINOLEAT TIOSIANAT Sri Wardatun
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.87 KB) | DOI: 10.33751/jf.v1i2.159

Abstract

Antioksidan adalah senyawa yang dapat menghambat reaksi radikal bebas dalamtubuh. Salah satu tumbuhan obat tradisional Indonesia yang memiliki aktivitas sebagaiantioksidan adalah sambiloto (Andrographis paniculata Ness.). Pengujian antioksidan dariekstrak etanol akar, kulit batang dan daun sambiloto dilakukan mengunakan metodeLinoleat-Tiosianat dengan vitamin E sebagai kontrol positif . Warna yang terbentuk diukur secara spektrofotometri pada ? 479 nm. Tiga ekstrak dengan daya antioksidan terbesar terdapat pada ekstrak akar dengan konsentrasi 0,25% sebesar 79,37%, ekstrak kulit batang dengan konsentrasi 0,5% memiliki daya antioksidan 75,93%, dan ekstrak daun memilikidaya antioksidan sebesar 76,63%, sedangkan vitamin E memiliki daya antioksidan 75,37%.
TOKSISITAS BEBERAPA EKSTRAK RIMPANG CABANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) PADA LARVA UDANG (Artemia salina Leach) Prasetyorini Prasetyorini; Ike Yulia Wiendarlina; Anisa Bela Peron
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.601 KB) | DOI: 10.33751/jf.v1i2.160

Abstract

Pengujian toksisitas beberapa ekstrak rimpang temulawak hasil ekstraksi denganmetode yang berbeda telah dilakukan terhadap larva udang Artemia salina denganmenggunakan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Ekstraksi dilakukan dengan metodemaserasi, sokletasi dan refluks. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah etanol 96%.Toksisitas diukur dengan menghitung jumlah larva udang yang mati, kemudian nilai LCuntuk setiap ekstrak ditentukan dengan menggunakan Probit Analisis Method. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa nilai LCekstrak yang diperoleh dengan metode maserasi,soxhlet dan refluks berturut-turut adalah 14.87 ppm, 19.13 ppm dan 35.92 ppm. Ekstrakrimpang temulawak dengan metode maserasi merupakan ekstrak teraktif. Hasil penapisanfitokimia menunjukkan bahwa dalam ekstrak hasil maserasi tersebut dapat diidentifikasiadanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, steroid, kuinon dan triterpenoid.Kata kunci : Curcuma xanthorrhiza Roxb., toksisitas, Artemia salina Leach
IDENTIFIKASI MUTASI PADA DAERAH DNA POLIMERASE DAN HBsAg VIRUS HEPATITIS B Cysilia K Hindarto; Tina Rostinawati; Debbie S Retnoningrum
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.058 KB) | DOI: 10.33751/jf.v1i2.161

Abstract

Infeksi virus hepatitis B (HBV) menyebabkan hepatitis akut dan kronis, dengan angka kematian 1,2 juta per tahun di seluruh dunia. Antivirus analog nukleosida dan vaksinHBV dapat menekan perkembangan infeksi HBV namun penggunaan untuk terapi jangkapanjang dilaporkan menginduksi terjadinya mutasi. Mutasi yang menyebabkan timbulmutan resisten-antivirus dan mutan lolos-vaksin menjadi kendala utama dalam pengobatandan pencegahan infeksi HBV. Telah dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi mutasipada gen pengkode reverse transcriptase (RT) DNA polimerase dan HBsAg virus hepatitisB. Penelitian menggunakan 24 sampel cetakan HBV yang berasal dari penderita hepatitisB dari Medan (3), Jakarta (10), Bandung (9), Yogyakarta (1), dan Surabaya (1). Metodeyang dilakukan adalah amplifikasi fragmen gen pengkode DNA polimerase dan HBsAg,konfirmasi produk PCR dengan elektroforesis gel agarosa, pemurnian produk PCR dengan GFX column kit, penentuan urutan nukleotida, dan analisis hasil penentuan urutan nukleotida. Hasil penelitian menunjukkan sampel 12273 dari Jakarta mengalami mutasi di daerah gen pengkode RT DNA polimerase. Mutasi tersebut menyebabkan substitusi asam amino M475L, V519L, L526M, dan M550V. Sampel 12273 juga mengalami mutasi pada gen pengkode HBsAg yang menyebabkan substitusi asam amino M120L, V164L, L171M, dan M195V. Mutasi tersebut terjadi di daerah yang tumpang tindih dengan gen pengkode DNA polimerase, dan di luar determinan a. Mutan diklasifikasikan sebagai mutan resistenantivirus dengan substitusi asam amino ganda L526M dan M550V, dan tidak ditemukan mutasi pada daerah DNA pengkode determinan a.Kata kunci : HBV, RT DNA polimerase, HBsAg, Mutasi

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 1 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 2 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018 Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017 Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017 Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016 Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016 Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015 Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA More Issue